Mappanretasi
Mappanretasi adalah suatu istilah dari kegiatan pesta pantai (pesta laut) masyarakat suku Bugis yang berada di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Terlepas dari pro kontra penilaian dari sudut pandang relegius, tradisi ini tiap tahunnya biasa digelar di pantai Pagatan yang merupakan manifestasi rasa syukur dari masyarakat terhadap rezeki yang mereka dapatkan dari laut sebagai sumber mata pencaharian pokok masyarakat. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada bulan April minggu ke tiga tiap tahunnya, di mana pada peringatan tahun lalu Bapak Wakil Presiden Muhammad Yusuf Kala juga berkesempatan hadir dalam kegiatan tersebut.
Mappanretasi adalah suatu istilah dari kegiatan pesta pantai (pesta laut) masyarakat suku Bugis yang berada di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Terlepas dari pro kontra penilaian dari sudut pandang relegius, tradisi ini tiap tahunnya biasa digelar di pantai Pagatan yang merupakan manifestasi rasa syukur dari masyarakat terhadap rezeki yang mereka dapatkan dari laut sebagai sumber mata pencaharian pokok masyarakat. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada bulan April minggu ke tiga tiap tahunnya, di mana pada peringatan tahun lalu Bapak Wakil Presiden Muhammad Yusuf Kala juga berkesempatan hadir dalam kegiatan tersebut.
Ritual Mappanretasi salah satunya ditandai dengan melepaskan beberapa sajian terbaik di laut lepas yang di antaranya berupa potongan kepala hewan ternak baik berupa kerbau, sapi, kambing dan juga ayam. Secara historik pada fase-fase awal kegiatan ini binatang yang dikorbankan adalah berupa hewan rusa, akan tetapi karena kesulitan dalam penyediaannya maka lambat laun hewan yang dikorbankan dirubah dengan menggunakan hewan ternak. Pada intinya kegiatan tersebut adalah sebagai ungkapan terima kasih dan rasa syukur dari manusia yang menghuni daratan dengan pemberian hadiah-hadiah terbaik kepada lingkungan laut
Dibalik kemeriahan dan makna sosial budaya dari pelaksanaan Mappanretasi tersebut, tersimpan suatu bahasa lingkungan berupa pesan mendalam tentang tugas kita semua yang bermukim di daratan untuk selalu bijak dalam menata lingkungan. Tetapi sayangnya perspektif lingkungan dari kegiatan Mapanretasi belum banyak difahami oleh banyak pihak
Betapa tidak, dari perubahan jenis binatang yang dikurbankan dapat terlihat bahwa kita tidak dapat melestarikan keberadaan rusa yang habitat hidupnya adalah hutan. Rusaknya hutan berdampak pada semakin langkanya hewan rusa. Semakin menggenaskan karena hutan yang rusak tidak hanya di bagian hulu sungai tetapi juga menimpa hutan rawa, pantai sampai mangrove. Laju deforestrasi di negara kita mencapai 2-3 juta ha/tahun. Selain itu tercatat hutan mangrove di Kalimantan Selatan sekarang hanya tinggal 13 % dari luas semula. Sayangnya pesan ini yang belum terbaca oleh kebanyakan dari kita. Bukan hanya rusa yang hilang tetapi fauna dan flora lainnya. Padahal hutan baik di hulu sampai tepi laut merupakan habitat dari flora maupun fauna endemik. Tidak mengherankan sekarang Bekantan (Nasalis larvatus) sebagai satwa yang dilindungi dan menjadi maskot Kalimantan Selatan menempati kebun-kebun karet rakyat sebagai akibat dari rusak dan hilangnya habitat hutan. (Sumber :http://www.budaya-indonesia.org/iaci/Mappanretasi )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar